Manajer Manchester United, Ruben Amorim, menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki rencana untuk meninggalkan klub pada musim panas ini, meski mengakui performa buruk tim bisa membuat masa depannya berada dalam bahaya.
Pernyataan itu disampaikan menjelang laga Premier League kontra Chelsea, usai kekalahan 0-1 dari West Ham United akhir pekan lalu yang menandai kekalahan ke-17 mereka di liga musim ini—sebuah statistik yang membuat Amorim merasa “malu” berada di kursi kepelatihan.
“Sejak saya datang ke sini, saya selalu bicara soal standar,” ujar Amorim dalam konferensi pers. “Saya tidak bisa melihat tim dengan hasil seperti ini, terutama di Premier League, dan tidak mengatakan apa-apa. Kita semua harus bertanggung jawab.”
Meski tekanan dari publik dan media semakin kuat, sumber internal klub menyebutkan bahwa posisi Amorim tidak berada dalam ancaman langsung. Para petinggi United disebut masih memberikan dukungan penuh, bahkan bersiap memberikan keleluasaan bagi Amorim untuk membangun ulang tim di bursa transfer musim panas—terlepas dari hasil final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur yang akan datang.
Namun, Amorim tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa klub bisa saja mengambil langkah tegas jika tren negatif terus berlanjut.
“Saya tidak menyerah. Tapi jika kami tidak tampil baik, baik musim ini maupun musim depan, maka klub akan mengganti kami. Itu hal yang wajar dalam sepak bola,” jelas Amorim.
Dia juga menyadari bahwa kekalahan di final Liga Europa akan menjadi pukulan finansial bagi klub dan bisa menghambat rencana transfer musim panas. Hal ini hanya akan menambah tekanan terhadap posisinya sebagai pelatih kepala.
“Kesabaran suporter dan media pasti akan habis jika kami terus gagal,” katanya. “Kami harus tampil sempurna agar bisa terus melangkah. Jika tidak menang, tekanannya akan semakin besar—itu sudah pasti. Tapi saya tidak khawatir tentang itu.”
Manchester United kini berada dalam situasi krusial, dengan masa depan Amorim dan proyek jangka panjangnya di Old Trafford bergantung pada hasil-hasil yang akan datang. Apakah ia bisa membalikkan keadaan, atau justru menjadi korban dari ekspektasi tinggi klub raksasa Inggris ini, masih akan ditentukan dalam waktu dekat.