Istilah kartu kuning dan kartu merah tentu sudah akrab di telinga para pecinta sepak bola. Kartu-kartu tersebut digunakan oleh wasit untuk memberikan hukuman kepada pemain yang melakukan pelanggaran di lapangan.
Pemain yang menerima kartu kuning atau kartu merah tidak hanya akan dihukum dengan larangan bertanding, tetapi juga dikenai denda. Besaran denda ini bervariasi tergantung pada peraturan yang ditetapkan oleh federasi sepak bola di masing-masing negara.
Biaya untuk Kartu Kuning dan Merah di Sepak Bola
Biaya yang dikenakan untuk kartu kuning dan merah dalam sepak bola bukanlah denda, melainkan biaya administrasi yang harus dibayarkan kepada asosiasi sepak bola yang mengelola kompetisi untuk menangani dokumen terkait.
Di Inggris, misalnya, biaya administrasi untuk kartu kuning biasanya sekitar £10, sedangkan untuk pelanggaran berat yang menghasilkan kartu merah, biayanya bisa mencapai £55. Biaya ini berlaku sama, baik di kompetisi Sunday League yang dijalankan oleh FA lokal maupun di Liga Primer.
Beberapa klub juga mungkin memiliki kebijakan internal yang mengenakan denda tambahan kepada pemain mereka untuk setiap kartu yang diterima. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perilaku yang lebih baik di lapangan, sehingga pemain tidak terlalu sering absen dari pertandingan.
Di liga 1 Indonesia sendiri, aturan mengenai kartu kuning dan kartu merah tercantum dalam Pasal 58. Pemain yang mendapatkan skorsing karena akumulasi 4 kartu kuning harus membayar denda sebesar Rp 5 juta.
Denda ini akan meningkat jika pemain kembali terkena skorsing karena akumulasi 3 kartu kuning berikutnya, dengan nominal sebesar Rp 7 juta yang ditetapkan oleh PT LIB. Selain itu, pemain yang mendapatkan kartu merah tidak langsung (2 kartu kuning dalam satu pertandingan) dikenakan denda sebesar Rp 7 juta.
Denda akan jauh lebih besar untuk kartu merah langsung, di mana pemain harus membayar denda sebesar Rp 10 juta.
Siapa yang Akan Membayar Denda
Lantas, siapa yang harus membayar denda jika pemain mendapatkan kartu kuning atau merah? Jawabannya adalah klub yang menaungi pemain tersebut.
Ketika menerima kartu, entah kuning atau merah, para pemain diharuskan langsung mengurus permasalahan tersebut dan tugas itu kemudian dilimpahkan kepada sekretaris klub.
FA Inggris sudah punya platform untuk pembayaran denda kartu, yang mereka sebut sebagai Whole Game System.
Sedangkan aturan untuk pembayaran denda diliga 1 Indonesia diataur diatur dalam Pasal 57 tentang Tingkah Laku dan Etika pada ayat 1.
“Klub bertanggung jawab untuk tingkah laku dan etika dari: (a) pemain dan ofisial; dan/atau (b) penonton; (c) setiap orang yang terlibat atau bertugas dalam pelaksanaan BRI Liga 1,” demikian bunyi Pasal 57 ayat 1.
Regulasi soal pembayaran denda diperkuat dalam Pasal 62 tentang Finansial pada ayat 2 poin (a).
“Klub memiliki kewajiban finansial sebagai berikut: (a) membayar denda definitif yang ditetapkan oleh Komite Disiplin PSSI atas pelanggaran-pelanggaran sebagaimana diatur dalam Regulasi BRI Liga 1 dan Kode Disiplin PSSI.”