Dalam dunia sepak bola, penjagaan merupakan elemen penting dalam strategi bertahan. Penjagaan berarti mengikuti pergerakan pemain lawan—baik dari dekat maupun dari jauh—untuk mengantisipasi dan membatasi ancaman yang bisa mereka ciptakan. Biasanya, pelatih akan menyusun pola pertahanan yang menentukan bagaimana dan siapa yang harus dijaga oleh para pemain. Salah satu bentuk penjagaan yang paling dikenal adalah man marking.
Dalam sistem ini, pemain bertahan ditugaskan untuk mengikuti satu pemain lawan secara ketat di sepanjang pertandingan. Biasanya, jarak penjagaan berada dalam kisaran satu hingga dua yard dari lawan, agar bisa segera melakukan tekel, intersepsi, atau blok saat bola diarahkan ke pemain tersebut.
Contohnya, gelandang bertahan tengah sering kali melakukan man marking terhadap pemain nomor 10 lawan, atau playmaker. Tujuannya adalah untuk membatasi ruang gerak mereka dan mengurangi pengaruh mereka terhadap permainan. Strategi ini ibarat “mencekik” lawan—menghilangkan peluang mereka menerima bola dan mengembangkan serangan.
Namun, perlu diketahui bahwa istilah man marking, seperti juga frasa “man on” atau “man of the match”, berasal dari era ketika sepak bola masih didominasi oleh pria. Meskipun kini permainan telah menjadi lebih inklusif, istilah ini masih lazim digunakan. Kemungkinan di masa depan akan ada pergeseran ke istilah yang lebih netral, tetapi saat ini man marking tetap menjadi istilah penting yang perlu dipahami.
Secara historis, sistem man marking telah ada sejak awal sepak bola modern di era Victoria. Kala itu, strategi satu lawan satu sangat populer, karena gaya permainan saat itu lebih menekankan duel individu ketimbang permainan kolektif. Bahkan formasi WM yang populer di Eropa saat itu pun sangat mendukung strategi ini.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya taktik serta formasi modern di abad ke-20, fokus bertahan pun mulai bergeser. Pelatih mulai mengandalkan pertahanan berbasis posisi dan penguasaan ruang. Hal ini menyebabkan man marking perlahan tergeser oleh sistem penjagaan zona, meski bukan berarti sepenuhnya ditinggalkan.