Turnamen Piala Dunia Bola Basket U19 FIBA 2025 segera dimulai pada 28 Juni di Lausanne, Swiss. Sebanyak 16 tim muda dari berbagai belahan dunia siap bertanding demi supremasi di panggung tertinggi bola basket junior internasional.
Setelah FIBA mengumumkan pembagian grup resmi, perhatian publik tertuju pada kekuatan masing-masing grup dan prediksi siapa yang berpotensi melaju hingga babak final. Turnamen ini menjadi sangat penting karena tidak hanya menampilkan bintang-bintang muda potensial, tetapi juga menjadi tolok ukur kualitas pembinaan pemain muda di tiap negara.
Berikut analisis lengkap dan prediksi peluang masing-masing tim berdasarkan pembagian grup FIBA U19 Basketball World Cup 2025.
Grup A: Duel Tradisi Kuat antara Argentina dan Serbia
Grup A menjadi salah satu grup yang paling seimbang dalam hal kekuatan dan tradisi. Argentina dan Serbia jelas menjadi unggulan dengan sejarah panjang di ajang basket junior maupun senior. Argentina telah lama dikenal sebagai penghasil pemain kelas dunia seperti Manu Ginóbili dan Luis Scola, serta memiliki sistem akademi muda yang terstruktur.
Serbia, disisi lain, selalu menjadi ancaman di kancah internasional, terutama karena kedisiplinan taktik dan mental juara yang tertanam sejak usia muda. Serbia juga punya keunggulan dalam hal ukuran fisik dan fundamental basket Eropa yang kuat.
Namun, tidak bisa diremehkan Mali, wakil Afrika yang kerap membuat kejutan di berbagai edisi turnamen junior. Mereka terkenal dengan atletisitas dan permainan cepat yang bisa menyulitkan tim manapun. Selandia Baru juga mulai menunjukkan progres signifikan dalam pembinaan basket, didukung oleh pengaruh Australia dan liga domestik yang berkembang.
Grup B: Adu Taktik dan Talenta Muda Eropa-Amerika
Kanada muncul sebagai kekuatan baru bola basket internasional dalam dua dekade terakhir. Banyak pemain NBA seperti RJ Barrett dan Shai Gilgeous-Alexander yang berasal dari program pengembangan Kanada. Tim U19 mereka selalu tampil solid dengan pemain-pemain berbakat dari NCAA dan liga domestik.
Slovenia menjadi sorotan sejak munculnya Luka Dončić. Meskipun merupakan negara kecil, mereka mengembangkan sistem permainan kolektif dan mentalitas kompetitif sejak dini. Tim U19 Slovenia diprediksi bakal menampilkan kombinasi shooting tajam dan pergerakan cepat khas Eropa Timur.
Selain itu, Jerman juga menjadi pesaing kuat dengan atlet muda yang punya postur tinggi dan fisik mumpuni. Mereka terus memupuk regenerasi melalui liga basket profesional Jerman (BBL) yang sangat kompetitif.
Sementara itu, Tiongkok membawa semangat Asia dengan gaya bermain cepat dan displin. Walau belum terlalu dominan, Tiongkok terus berbenah dan bisa menjadi kuda hitam di grup ini.
Grup C: Peluang Terbuka Lebar untuk Semua Negara
Grup C adalah grup paling terbuka dalam turnamen kali ini. Tak ada unggulan besar, namun masing-masing tim memiliki peluang yang relatif seimbang untuk merebut dua tiket menuju babak selanjutnya.
Republik Dominika membawa tradisi kuat dari kawasan Karibia dan Amerika Latin. Dengan pemain muda bertalenta dari liga-liga domestik maupun NCAA. Mereka bisa menjadi pemuncak grup ini.
Sementara itu, Israel telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam kancah basket Eropa dan memiliki sistem pembinaan yang semakin profesional. Banyak pemain mudanya sudah bermain di liga utama Israel atau mendapat menit bermain di EuroCup.
Disisi lain, Swiss sebagai tuan rumah, tentu membawa motivasi lebih. Meskipun belum banyak dikenal dalam peta bola basket dunia, Swiss bisa memanfaatkan dukungan publik lokal dan atmosfer kandang. Sedangkan Yordania, yang belakangan tampil solid di kompetisi FIBA Asia, juga berpeluang mencuri kemenangan. Fisik dan agresivitas mereka bisa jadi keunggulan utama di grup ini.
Grup D: Grup Neraka yang Dipenuhi Calon Juara
Grup D dengan cepat dijuluki “group of death” atau grup neraka. Ini adalah grup paling keras dan kompetitif, dengan kehadiran tiga kekuatan besar bola basket dunia, yakni Amerika Serikat, Australia, dan Prancis.
Amerika Serikat adalah juara bertahan dan favorit abadi di level U19. Mereka selalu membawa pemain-pemain elit dari high school dan akademi NCAA. Kecepatan, kekuatan, dan efisiensi menjadi ciri khas tim USA. Hampir di setiap turnamen, mereka tampil dominan.
Sementara Australia tak kalah kuat. Negeri Kanguru telah melahirkan banyak bintang dunia seperti Josh Giddey dan Dyson Daniels dari program pengembangan junior. Mereka dikenal solid dalam pertahanan dan bermain dengan intensitas tinggi.
Disisi lain, Prancis punya generasi emas yang mulai bersinar. Setelah kesuksesan NBA draft beberapa tahun terakhir, Prancis juga konsisten mengembangkan bakat muda di klub-klub besar seperti ASVEL dan Monaco.
Terakhir, Kamerun, yang mungkin bukan unggulan utama, tetap berpeluang membuat kejutan. Mereka memiliki postur fisik luar biasa dan semangat juang tinggi, faktor yang bisa jadi pembeda di pertandingan dengan intensitas tinggi.
Siapa Calon Juara Piala Dunia Bola Basket U19 2025?
Melihat kekuatan tim dan sejarah performa, Amerika Serikat masih jadi kandidat terkuat untuk mengangkat trofi. Namun, persaingan ketat dari negara-negara seperti Kanada, Serbia, Australia, dan Prancis bisa menghadirkan kejutan besar di babak knockout.
Salah satu faktor kunci yang menentukan adalah kedalaman skuad dan manajemen rotasi pemain selama jadwal padat yang hanya berlangsung selama sembilan hari.