Tim nasional voli putra Thailand memastikan diri sebagai juara leg 1 SEA V.League 2025. Hasil itu didapatkan Thailand usai menundukkan Kamboja dengan kemenangan telak 3-0 (25-19, 25-22, 25-16) di Candon City Arena, Filipina, Minggu sore (13/7).
Kemenangan atas Kamboja menandai kemenangan ketiga Thailand dari empat laga yang mereka lakoni di leg pertama turnamen regional Asia Tenggara ini. Meski secara matematis jumlah kemenangan mereka masih bisa disamai oleh Indonesia dan Filipina, Thailand unggul dalam rasio set (set ratio), yang menjadikan mereka tak terkejar dalam klasemen akhir leg pertama.
Thailand datang ke turnamen ini sebagai salah satu favorit. Dengan skuad berisi pemain-pemain berpengalaman seperti Anurak Phanram, Boonyarid Wongtorn, dan Kissada Nilsawai, mereka tampil solid sejak awal turnamen. Satu-satunya kekalahan mereka terjadi saat menghadapi Vietnam.
Namun, tiga kemenangan lainnya, termasuk atas Indonesia dan Kamboja membuktikan kapasitas Thailand sebagai tim terbaik di leg pertama. Dalam laga kontra Kamboja, Thailand tampil dengan formasi terbaiknya. Meski sempat tertinggal di awal set pertama dengan skor 0-3, mereka dengan cepat membalikkan keadaan. Kamboja tak mampu menjaga ritme dan menyerah dengan skor 19-25.
Set kedua berlangsung lebih ketat. Kamboja sempat mengimbangi Thailand hingga skor 22-22. Namun, kembali kehilangan fokus di poin-poin akhir. Dengan beberapa smash keras dari Anurak dan servis agresif Amorntep, Thailand kembali menang dengan skor 25-22.
Pada set ketiga, permainan Kamboja semakin menurun. Banyaknya kesalahan sendiri dari sisi serangan dan serve membuat mereka tertinggal jauh hingga 10 poin. Thailand menutup laga dengan kemenangan meyakinkan 25-16, memastikan kemenangan sempurna 3-0.
Kamboja Masih Tanpa Kemenangan
Sebaliknya, Kamboja menjadi satu-satunya tim di SEA V.League 2025 Putra leg 1 yang belum meraih satu pun kemenangan. Dari empat pertandingan, Kamboja hanya mengoleksi 1 poin, yang didapat saat kalah 2-3 dari Filipina. Tim asuhan pelatih lokal ini memang masih dalam fase pengembangan, terlihat dari seringnya mereka gagal menjaga konsistensi permainan, terutama saat melawan tim-tim kuat seperti Thailand dan Indonesia.
Meski begitu, beberapa pemain Kamboja seperti Bun Piseth dan Hem Dara menunjukkan potensi dan semangat juang yang tinggi. Mereka kerap memberikan perlawanan keras, khususnya pada awal setiap set. Namun, masih minimnya pengalaman dan kedalaman skuad membuat mereka belum mampu bersaing sejajar dengan rival-rival di Asia Tenggara.