Di antara berbagai keterampilan sepak bola yang membantu pemain profesional tampil di level tertinggi, shielding adalah salah satu yang paling jarang disorot. Berbeda dengan tendangan salto (overhead kick), rabona, atau rainbow flick, shielding tidak akan menarik perhatian penonton dengan aksi spektakuler atau kreativitas mencolok.
Namun, dibandingkan keterampilan individu yang terlihat “wah” tersebut, shielding justru memiliki tingkat kepentingan yang jauh lebih tinggi.
Apa Itu Shielding dalam Sepak Bola?
Dalam sepak bola, istilah shielding merujuk pada teknik khusus yang dirancang untuk membantu pemain – dan pada akhirnya timnya – mempertahankan penguasaan bola, bahkan ketika ditekan dengan intens oleh lawan.
Shielding melibatkan penggunaan seluruh tubuh untuk melindungi bola dari pemain lawan. Teknik ini memerlukan gerakan lengan, di mana pemain seringkali akan merentangkan lengannya untuk menciptakan penghalang fisik. Selain itu, pemain juga menggunakan putaran dan posisi torso (batang tubuh) untuk menjadi tameng yang cukup kuat dan lebar, sehingga lawan kesulitan menjangkau bola dari belakang atau samping.
Inti dari teknik ini adalah menciptakan jarak fisik antara bola dengan lawan, sehingga pemain lawan tidak dapat merebut bola dengan mudah. Dalam posisi ini, yang dilindungi bukanlah pemainnya, melainkan bola itu sendiri. Ketika dilakukan dengan benar, shielding akan membuat lawan sangat sulit untuk melakukan tekel bersih.
Di Mana Shielding Digunakan?
Shielding digunakan di berbagai area lapangan dan dalam situasi berbeda, tetapi selalu memiliki satu tujuan utama, yaitu mempertahankan penguasaan bola (possession).
Manfaat Shielding dalam Sepak Bola
Berikut beberapa manfaat utama dari teknik shielding:
1. Menahan Bola di Area Depan (Holding the Ball Up)
Ini adalah keterampilan kunci yang sangat berguna di area serang. Pemain depan dengan teknik shielding yang baik – seperti Olivier Giroud atau Robert Lewandowski – sering turun menjemput bola, menahannya dengan tubuh sambil menunggu rekan setim maju membantu, kemudian melibatkan mereka dalam permainan menyerang.
2. Defensive Shepherding
Bek juga menggunakan shielding dalam bentuk shepherding untuk mengamankan bola dari tekanan lawan, menggiringnya keluar lapangan, dan menghasilkan goal kick atau lemparan ke dalam (throw-in). Teknik ini sangat membantu meredakan tekanan dan terkadang memberikan kesempatan untuk mendapatkan set piece (bola mati) di area lawan.
3. Penguasaan Bola di Lini Tengah (Midfield Possession)
Gelandang tengah adalah jantung permainan tim, dengan tugas utama menjaga bola dan mempertahankan penguasaan meski mendapat tekanan dari lawan. Kemampuan memutar tubuh dan menempatkan posisi untuk shielding menjadi krusial bagi gelandang bertahan seperti Casemiro, Mateo Kovacic, dan Rodri, yang dikenal sangat ahli dalam melindungi bola.
4. Game Management
Walaupun tidak dianjurkan untuk terlalu sering melakukan wasting time, shielding sering digunakan di akhir pertandingan untuk mengatur tempo dan menghabiskan waktu. Pemain akan menahan bola di dekat bendera sudut (corner flag) atau area minim risiko lainnya, guna mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir berbunyi.
5. Rolling the Defender
Salah satu penggunaan shielding yang paling menarik di lini serang adalah rolling the defender. Teknik ini dilakukan dengan membiarkan lawan menahan atau mengarahkan pemain ke satu sisi, lalu memutar badan secara tiba-tiba ke arah berlawanan untuk melewatinya. Contoh ideal adalah Erling Haaland, yang sering menggunakan teknik ini saat menahan bola sebelum menembak atau masuk ke kotak penalti.