Sejarah tercipta di tanah kelahiran seni, budaya, dan kini kembali menjadi saksi kejayaan olahraga. Jasmine Paolini berhasil mencetak sejarah sebagai petenis wanita Italia pertama yang menjuarai Internazionali BNL d’Italia dalam empat dekade terakhir. Setelah mengalahkan unggulan keempat dunia, Coco Gauff di final yang digelar Sabtu malam waktu setempat (17 Mei 2025).
Di hadapan Presiden Italia Sergio Mattarella dan ribuan penonton yang memadati Campo Centrale, Jasmine Paolini tampil luar biasa. Ia sukses meraih kemenangan meyakinkan 6–4, 6–2 dalam pertandingan berdurasi 1 jam 29 menit. Kemenangan ini menjadikannya wanita Italia pertama sejak Raffaella Reggi pada 1985 yang menjuarai turnamen ini. Selain itu, ini juga menjadi yang pertama dalam sejarah Era Terbuka (Open Era) di kota Roma.
Kemenangan ini merupakan gelar WTA 1000 kedua dalam karier Jasmine Paolini setelah sukses di Dubai pada 2024. Total, ini adalah gelar ketiga WTA di sektor tunggal bagi petenis berusia 29 tahun tersebut dan merupakan yang pertama di lapangan tanah liat.
Coco Gauff sebenarnya memiliki rekor head to head lebih baik atas Paolini, setelah memenangkan dua pertemuan pertama mereka di lapangan keras. Namun, sejak pertemuan di Stuttgart bulan lalu, Paolini berhasil membalikkan keadaan. Ia berhasil menang atas Gauff di lapangan tanah liat indoor, dan kini, ia mempertegas dominasinya Roma.
Jasmine Paolini Ciptakan Momen Bersejarah untuk Italia
Dalam pertandingan final ini, Jasmine Paolini menunjukkan permainan yang matang, agresif namun efisien. Ia mencatatkan 5 break dari 7 peluang, menahan gempuran Gauff yang tercatat melakukan 21 unforced errors. Servisnya pun stabil, dengan 72% first serve masuk dan memenangi 69% poin dari servis pertama.
Kemenangan ini juga membawa dampak besar pada peringkat dunia. Jasmine Paolini kini diproyeksikan kembali ke peringkat 4 dunia, menyamai posisi tertingginya dan menjadikannya salah satu unggulan utama di Roland Garros 2025 yang akan dimulai dalam dua pekan mendatang. Sementara itu, meskipun kalah, Coco Gauff tetap akan naik ke peringkat 2 dunia, posisi tertingginya sejauh ini.
Keberhasilan di nomor tunggal belum menutup pekan gemilang Jasmine Paolini. Ia masih akan bertanding di final nomor ganda putri bersama rekannya Sara Errani, dalam upaya mempertahankan gelar mereka tahun lalu. Jika menang, Paolini akan menjadi pemain pertama sejak Vera Zvonareva (2009) yang menjuarai sektor tunggal dan ganda dalam satu turnamen WTA 1000.
Tak hanya kemenangan individual, gelar ini adalah simbol kebangkitan tenis putri Italia. Dalam beberapa tahun terakhir, Italia lebih dikenal lewat petenis pria seperti Jannik Sinner. Namun kemenangan Paolini mengembalikan sorotan kepada sektor putri yang sempat lama redup.
Kemenangan ini datang di waktu yang sempurna menjelang Roland Garros 2025, Grand Slam lapangan tanah liat yang akan dimulai akhir Mei. Dengan performa seperti ini, Paolini layak disebut salah satu kandidat kuat juara, bersaing dengan nama-nama seperti Iga Swiatek, Aryna Sabalenka, dan tentu saja Coco Gauff.