Di pinggiran Buenos Aires pada sore yang terik di tahun 2011, sepak bola Argentina mencatat salah satu cerita paling absurd dalam sejarahnya. Bukan tentang gol spektakuler atau drama adu penalti, melainkan pertandingan yang mencatat rekor dunia sebagai laga dengan kartu merah terbanyak yang pernah diberikan oleh wasit.
Kala itu, di kompetisi divisi lima Liga Regional Argentina, klub Claypole menjamu Victoriano Arenas dalam laga yang sebenarnya tak banyak disorot media. Namun, tensi panas di lapangan justru menjadikan pertandingan ini buah bibir hingga ke meja Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) dan Guinness World Records.
Wasit yang memimpin laga, Damian Rubino, awalnya mengira ini hanya akan menjadi pertandingan biasa di tengah cuaca Buenos Aires yang menyengat. Namun sejak babak pertama, ia sudah harus mengeluarkan satu kartu merah setelah pemain Claypole mendapatkan dua kartu kuning. Situasi semakin memburuk ketika tekel-tekel brutal dan kontak fisik keras mewarnai jalannya pertandingan di babak kedua.
Hingga akhirnya, puncak kericuhan pecah ketika seorang pemain yang sudah diusir di babak pertama, kembali muncul. Ia, yang sudah berganti pakaian sipil dan menonton dari luar pagar, tiba-tiba masuk ke lapangan setelah peluit panjang dibunyikan.
Tanpa diduga, ia melayangkan pukulan ke salah satu pemain lawan. Dalam hitungan detik, lapangan hijau berubah menjadi arena tawuran massal. Pemain cadangan, staf pelatih, hingga beberapa suporter turut melibatkan diri dalam keributan hebat tersebut.
Kepada BBC Sport, Rubino mengenang bagaimana ia akhirnya harus mengambil keputusan ekstrem. “Kami menghentikan laga untuk water break karena cuaca sangat panas. Tiba-tiba, No.7 yang sudah diusir itu meninju salah satu pelatih lawan. Semua orang langsung mengejarnya,” ujarnya. “Saya tidak menunjukkan kartu merah di tengah kericuhan karena itu bisa memperburuk keadaan. Kami menunggu polisi masuk dan menenangkan situasi.”
Setelah tawuran reda, Rubino bersama ofisial pertandingan masuk ke ruang ganti. Di situlah keputusan bersejarah dibuat: total 36 kartu merah dikeluarkan. Semua pemain di lapangan – 22 orang – diusir.
Ditambah 14 lainnya yang terdiri dari pemain cadangan dan staf pelatih yang ikut terlibat. Keputusan tersebut sempat menimbulkan kontroversi dan perdebatan, tetapi tetap diakui sebagai rekor dunia oleh Guinness World Records.
Pertandingan tersebut tak pernah selesai dengan tuntas. Skor akhir tak lagi relevan. Yang tersisa hanyalah catatan tinta hitam yang menunjukkan bagaimana sepak bola, dalam kondisi tertentu, bisa berubah menjadi panggung kekacauan.
Sampai hari ini, laga antara Claypole dan Victoriano Arenas itu masih dikenal sebagai “The Dirtiest Match in Football History”, sebuah pengingat bahwa emosi berlebihan di lapangan hijau selalu berakhir dengan penyesalan.