Aturan Kartu Merah & Kuning Untuk Pelatih dan Sangsinya

Penanda kartu kuning dan merah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pertandingan sepak bola modern, namun sejarahnya berawal dari perhelatan Piala Dunia 1970 di Meksiko.

Aturan kartu merah dan kuning untuk pelatih : Penanda kartu kuning dan merah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pertandingan sepak bola modern, namun sejarahnya berawal dari perhelatan Piala Dunia 1970 di Meksiko. Di sinilah sistem sanksi yang revolusioner ini pertama kali diperkenalkan ke dunia, berkat inspirasi seorang wasit terkemuka asal Inggris, Ken Aston.

Pada tahun 1962, Aston dihadapkan pada tantangan besar ketika menjadi wasit dalam pertandingan yang dikenal sebagai The Battle of Santiago antara Chile dan Italia. Kebrutalan pertandingan ini memunculkan kebutuhan akan tindakan tegas, dengan Aston bahkan harus mengeluarkan pemain pertama dari lapangan hanya dalam 12 detik pertandingan dimulai. Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi Aston dan komunitas wasit sepak bola.

Empat tahun kemudian, pada Piala Dunia 1966 di Inggris, kejadian serupa terulang kembali dalam pertandingan antara Inggris dan Argentina. Pada kesempatan ini, salah satu anggota Komisi Arbitrasi FIFA bahkan turun ke lapangan untuk membantu wasit Rudolf Kreitlein dalam menghadapi insiden yang melibatkan pemain Argentina, Antonio Ratin.

Kejadian ini menegaskan perlunya sistem yang lebih terstruktur dalam memberlakukan sanksi terhadap pelanggaran dalam pertandingan sepak bola.

Setelah mengalami pengalaman tersebut, Ken Aston mulai mempertimbangkan cara untuk menyempurnakan sistem hukuman bagi para pemain. Inspirasi datang secara tak terduga saat Aston sedang mengemudi pulang dan melihat lampu lalu lintas yang menyala. Dari sini, ide untuk menggunakan kartu kuning sebagai peringatan dan kartu merah sebagai tanda pengusiran pemain pun muncul.

Visi Aston untuk menciptakan sistem yang jelas dan efektif dalam menjaga sportivitas dalam pertandingan sepak bola menjadi kenyataan. Kartu kuning menjadi simbol peringatan bagi pemain untuk memperbaiki perilaku mereka, sementara kartu merah menegaskan tindakan tegas terhadap pelanggaran serius.

Baca Juga:  Apa Itu Gol Olimpico? Begini Cara Mencetaknya

Seiring berjalannya waktu, kartu kuning dan merah telah menjadi standar dalam sepak bola modern, menjadi alat yang vital bagi wasit untuk menjaga disiplin dan fair play dalam setiap pertandingan. Mewarisi warisan Ken Aston, sistem ini terus memainkan peran penting dalam membentuk integritas dan etika dalam olahraga yang kita cintai ini.

Aturan Kartu Kuning Untuk Pelatih

Menurut The Sun, sistem ini diperkenalkan pada 2018. Sebelumnya, staf pelatih hanya bisa diperingatkan atau diusir.

Menurut peraturan, kartu kuning dapat diberikan kepada seorang pelatih jika ia melakukan beberapa tindakan yang dianggap tidak pantas, antara lain:

  1. Menggunakan bahasa atau isyarat yang tidak pantas terhadap pejabat.
  2. Menendang atau melempar botol air.
  3. Melakukan tepuk tangan secara sarkastik.
  4. Melambaikan kartu imajiner.
  5. Memperlihatkan perbedaan pendapat atau melakukan protes terhadap keputusan wasit secara berlebihan.

Konsekuensi dari penerimaan kartu kuning bagi seorang pelatih adalah sebagai berikut:

  • Jika seorang pelatih menerima empat kartu kuning selama satu musim, ia akan dilarang mendampingi timnya dalam satu pertandingan.
  • Jika jumlah kartu kuning yang diterima mencapai delapan, maka larangan tersebut akan berlaku untuk dua pertandingan.
  • Jika jumlah kartu kuning mencapai 16, pelatih yang bersangkutan akan dihadapkan pada sidang pelanggaran yang diadakan oleh Asosiasi Sepak Bola.

Aturan Kartu Merah Untuk Pelatih

Jika seorang manajer menerima kartu kuning kedua dalam satu pertandingan, aturan menyatakan bahwa ia akan diberikan kartu merah dan diwajibkan untuk meninggalkan area teknis, serta tidak diperbolehkan mendampingi timnya selama sisa pertandingan tersebut.

Selain itu, manajer juga dapat diberikan kartu merah langsung untuk insiden-insiden serius yang termasuk dalam kategori “pelanggaran tahap dua”, yang akan menghasilkan hukuman yang sama.

Baca Juga:  Quotes Menginspirasi dan Memotivasi Mia Hamm

Beberapa contoh pelanggaran tahap dua yang mungkin dilakukan oleh seorang manajer adalah:

  1. Menunda atau menghalangi dimulainya kembali permainan oleh tim lawan.
  2. Sengaja meninggalkan area teknis untuk menunjukkan perbedaan pendapat atau memprovokasi.
  3. Memasuki area teknis lawan dengan cara yang agresif atau konfrontatif.
  4. Melempar atau menendang objek secara sengaja ke lapangan permainan.
  5. Memasuki ruang operasi video (VOR).
  6. Menunjukkan perilaku fisik atau agresif.
  7. Menerima peringatan kedua dalam pertandingan yang sama.
  8. Menggunakan bahasa dan/atau tindakan yang menyinggung, menghina, atau kasar.
  9. Menggunakan peralatan elektronik atau komunikasi yang tidak sah untuk mempengaruhi permainan.

Selain itu, sesuai dengan tanggung jawabnya, seorang pelatih juga bertanggung jawab atas tindakan staf pelatihnya. Jika ada staf pelatih yang melakukan pelanggaran, maka kartu yang diberikan akan ditujukan kepada sang pelatih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERPOPULER

BERITA TERBARU