Dalam dunia MotoGP, menjadi juara dunia adalah pencapaian tertinggi yang sangat didambakan oleh setiap pembalap. Gelar itu bukan hanya soal trofi, tetapi juga pengakuan dunia atas ketangguhan, strategi, dan mental baja seorang rider. Salah satu “hak istimewa” yang dimiliki sang juara adalah memakai nomor 1 di musim berikutnya.
Namun, meski tampak membanggakan, banyak pembalap memilih untuk tidak menggunakan nomor ini. Mengapa? Ada keyakinan yang tersebar luas di kalangan paddock MotoGP bahwa nomor 1 membawa semacam kutukan. Sebuah kutukan yang membuat sang juara gagal mempertahankan gelarnya.
Faktanya, sejarah mencatat sejumlah pembalap papan atas yang tumbang setelah mengganti nomor pribadi mereka dengan nomor 1. Berikut lima juara dunia yang pernah merasakan pahitnya “kutukan nomor 1”.
1. Nicky Hayden

Nicky Hayden menjadi juara dunia MotoGP pada 2006. Ia berhasil mengakhiri dominasi Valentino Rossi kala itu. Pembalap asal Amerika Serikat ini memutuskan untuk mengganti nomor 69 miliknya dengan nomor 1 pada musim 2007.
Sayangnya, performanya langsung menurun drastis. Hayden gagal meraih satu pun kemenangan dan hanya menempati posisi ke-8 di klasemen akhir. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi mendekati performa juara dunia. Langkahnya memakai nomor 1 justru menjadi awal dari penurunan kariernya.
2. Casey Stoner

Casey Stoner adalah salah satu pembalap paling berbakat yang pernah menghiasi grid MotoGP. Ia menjuarai musim 2007 bersama Ducati dan kembali menjadi kampiun di 2011 bersama Honda. Dalam dua kesempatan itu, ia memutuskan menggunakan nomor 1 pada musim berikutnya, yakni 2008 dan 2012.
Hasilnya? Keduanya gagal total dalam mempertahankan gelar. Pada 2008, Stoner hanya mampu finis runner-up di bawah Valentino Rossi. Kemudian di 2012, ia menempati posisi ketiga dan mengakhiri musim dengan keputusan mengejutkan, yakni pensiun dini dari MotoGP.
3. Jorge Lorenzo
Jorge Lorenzo sukses meraih gelar juara dunia MotoGP sebanyak tiga kali pada 2010, 2012, dan 2015. Namun, dari ketiga titel itu, ia hanya sekali menggunakan nomor 1, yaitu pada musim 2011 setelah menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.
Musim itu menjadi penyesalan tersendiri bagi Lorenzo. Ia gagal mempertahankan gelar dan hanya finis di posisi kedua. Setelahnya, ia kembali ke nomor khasnya, 99, dan enggan mencoba lagi peruntungan dengan nomor 1 MotoGP
4. Joan Mir

Joan Mir menjadi juara dunia MotoGP 2020 bersama Suzuki, dalam musim yang penuh ketidakpastian akibat pandemi COVID-19. Meski hanya memenangi satu seri, konsistensinya mengantar dia menjadi juara.
Pada musim berikutnya, Mir mencoba menggunakan nomor 1 di MotoGP. Namun, penampilannya jauh dari harapan. Ia hanya finis di posisi ketiga klasemen akhir dan gagal menunjukkan dominasi sebagai juara bertahan.
5. Jorge Martin

Jorge Martin tampil luar biasa di musim 2024. Ia menghentikan dominasi Francesco Bagnaia dan menjadi juara dunia pertama dari tim satelit Ducati, Pramac Racing.
Sebagai bentuk kepercayaan diri dan penghormatan terhadap gelar tersebut, Martin memilih mengganti nomor 89 miliknya dengan nomor 1 untuk MotoGP musim 2025. Namun, keputusannya malah membawa petaka.
Dalam sesi pramusim, Martin mengalami kecelakaan parah yang membuatnya absen di beberapa balapan awal. Meski sempat tampil di Qatar, nasib buruk kembali menimpanya di Lusail hingga harus menepi lebih lama. Sampai pertengahan musim 2025, Martin masih belum mencetak poin, tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Marc Marquez.