Man marking, atau penjagaan satu lawan satu, adalah strategi bertahan yang sangat berguna terutama saat menghadapi situasi bola mati seperti tendangan sudut dan tendangan bebas. Dalam situasi ini, lawan biasanya memasukkan pemain-pemain bertubuh tinggi dan kuat ke dalam kotak penalti untuk mencari peluang mencetak gol lewat sundulan. Lalu apa Kelebihan Man Marking?
Dengan strategi man marking, pemain bertahan bisa menempel ketat lawannya, mencegah mereka bergerak bebas dan memenangi duel udara. Ini penting untuk menghentikan peluang sundulan yang berpotensi berbahaya.
Namun, kelebihan man marking tidak hanya terlihat dalam bola mati. Strategi ini juga bisa efektif dalam permainan terbuka sepanjang 90 menit, terutama ketika dua tim memakai formasi yang sama. Jika pelatih yakin bahwa timnya memiliki pemain yang lebih kuat secara fisik dan teknis dibanding lawan, maka pendekatan satu lawan satu bisa memberikan keuntungan, khususnya dalam duel individu.
Man marking juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan tekanan ke lini belakang lawan. Contohnya, mantan pelatih Leeds United, Marcelo Bielsa, sering menggunakan pendekatan ini ketika timnya kehilangan bola. Para pemainnya langsung menempel ketat lawan masing-masing, membatasi ruang gerak, dan berusaha merebut bola kembali secepat mungkin.
Meskipun demikian, pendekatan ini tidak tanpa risiko. Gaya agresif Bielsa yang sangat bergantung pada man marking sempat menuai hasil positif, namun juga menyebabkan kelemahan saat melatih Leeds di Liga Primer Inggris—terutama ketika lawan berhasil mengeksploitasi ruang yang ditinggalkan oleh pemain yang terlalu fokus menjaga satu pemain.