Dunia tenis kembali mencatat sejarah baru. Petenis asal Serbia, Novak Djokovic menjadi salah satu petenis terbaik sepanjang masa. Bagaimana tidak, ia resmi masuk ke dalam klub elite petenis yang berhasil meraih 100 gelar atau lebih di level ATP Tour.
Kemenangan monumental itu diraih Novak Djokovic usai menaklukkan Hubert Hurkacz dalam final Turnamen Jenewa 2025. Dengan hasil ini, Djokovic menyusul dua legenda besar tenis lainnya, Jimmy Connors (109 gelar) dan Roger Federer (103 gelar), sebagai tiga petenis pria di Era Open yang berhasil meraih minimal 100 gelar dalam karier profesional mereka.
Meski demikian, perjalanan menuju 100 gelar tidaklah mudah. Novak Djokovic memulai kiprahnya sebagai juara ATP di Amersfoort 2006, ketika masih berusia 19 tahun. Menariknya, lawan yang ia kalahkan kala itu adalah Nicolas Massu, yang kini menjadi pelatih dari Hubert Hurkacz, lawan yang juga dikalahkan Djokovic di final Jenewa 2025.
Novak Djokovic mampu mempertahankan level tertingginya selama hampir dua dekade. Ia kini menjadi petenis pertama dalam sejarah Era Open yang berhasil memenangkan setidaknya satu gelar dalam 20 musim berturut-turut. Ini merupakan sebuah rekor yang bahkan belum dicapai oleh Federer maupun Nadal.
Perjalanan karier Novak Djokovic
Pada usia 38 tahun, Novak Djokovic tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Di turnamen Jenewa, ia tampil solid sejak babak awal hingga final. Ia bahkan menjadi pemenang tertua dalam sejarah turnamen tersebut. Hal ini semakin menunjukkan bahwa usia hanyalah angka bagi petenis legendaris ini.
Tahun 2023 adalah salah satu musim terbaiknya, di mana ia mengklaim tujuh gelar. Termasuk Grand Slam ke-24, ATP Finals ketujuh, dan hampir saja menyelesaikan Calendar Grand Slam, andai tak dikalahkan Carlos Alcaraz di final Wimbledon.
Namun, seperti kisah para juara besar lainnya, perjalanan Djokovic tidak selalu mulus. Di Roland Garros 2024, ia harus mundur di perempat final karena cedera lutut yang mengharuskannya menjalani operasi. Banyak pihak yang mengkhawatirkan masa depan kariernya.
Akan tetapi, Djokovic bangkit secara luar biasa. Ia kembali tampil di Wimbledon 2024, mencapai final, dan memenangi medali emas Olimpiade Paris, satu-satunya pencapaian besar yang belum ia raih sebelumnya. Medali tersebut sekaligus menjadi motivasi besar bagi Djokovic dalam mengejar gelar ATP ke-100.
Fokus Berikutnya: Roland Garros dan Gelar Grand Slam ke-25
Sebelum akhirnya mencetak gelar ke-100 di Jenewa, Djokovic sebenarnya sempat nyaris mencapainya sebanyak dua kali. Di Shanghai 2024, ia kalah dari Jannik Sinner. Kemudian di final Miami Open 2025, ia ditumbangkan oleh Jakub Mensik, petenis muda berbakat dari Ceko.
Dua kegagalan itu sempat memunculkan pertanyaan, apakah Novak Djokovic masih memiliki bahan bakar untuk bersaing di level tertinggi? Tapi Djokovic, seperti biasa, menjawab keraguan itu di lapangan. Dengan gelar ke-100 di tangan, ia membuktikan bahwa api semangat juara dalam dirinya masih menyala.
Setelah mengamankan gelar ke-100, Novak Djokovic kini langsung mengalihkan fokus ke Roland Garros 2025, yang dimulai minggu ini. Ia dijadwalkan menghadapi Mackenzie McDonald, petenis asal Amerika Serikat, pada Senin (26/5) pukul 16.00 WIB.
Target Djokovic? Tidak main-main. Ia membidik gelar Grand Slam ke-25, yang akan memperkuat statusnya sebagai petenis dengan gelar Major terbanyak sepanjang masa. Sekaligus meninggalkan pesaing terdekatnya seperti Rafael Nadal dan Roger Federer.