Penandaan zonasi, atau zonal marking, adalah strategi bertahan di mana pemain bertugas menjaga area atau zona tertentu di lapangan, bukan mengikuti pemain lawan secara langsung.
Gagasan ini mulai populer berkat pelatih Brasil Zezé Moreira pada tahun 1950-an. Tim asuhannya, Fluminense, terkenal sulit dikalahkan—bahkan oleh tim kuat dari luar negeri seperti Arsenal—karena pendekatan mereka yang tidak terpaku pada penjagaan satu lawan satu.
Moreira menyadari bahwa lapangan bisa dibagi menjadi beberapa area, dan selama setiap zona dijaga oleh pemain yang paham tugasnya, pertahanan bisa tetap solid tanpa perlu terus-menerus mengejar pemain lawan.
Seiring waktu, pendekatan ini makin berkembang dan diadopsi secara luas, terutama oleh tim-tim besar Eropa. Salah satu contohnya adalah AC Milan di akhir 1980-an hingga awal 1990-an di bawah pelatih legendaris Arrigo Sacchi. Sacchi melatih para pemainnya agar menentukan posisi berdasarkan empat acuan utama, yaitu:
- Bola
- Lawan
- Rekan setim
- Ruang terbuka
Dengan acuan tersebut, para pemain bergerak sebagai satu unit atau blok, bukan sebagai individu. Inilah esensi dari zonal marking—menjaga area tertentu di lapangan secara kolektif untuk membatasi pergerakan lawan dan menutup jalur umpan.
Strategi ini tidak hanya digunakan saat bertahan. Dalam fase menyerang, penandaan zonasi juga berguna. Misalnya, para penyerang bisa menutup ruang operan bagi bek lawan atau kiper, memaksa mereka melakukan kesalahan dan kehilangan bola di area berbahaya. Teknik ini dikenal sebagai pressing, dan hampir semua tim modern menerapkannya dalam berbagai bentuk.
Saat ini, zonal marking telah menjadi strategi utama dalam permainan terbuka di seluruh dunia. Namun, situasinya sedikit berbeda saat menghadapi bola mati seperti tendangan sudut, tendangan bebas, atau lemparan ke dalam. Dalam kondisi seperti itu, banyak tim masih memilih pendekatan man marking karena dianggap lebih efektif.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai kelebihan dan kekurangan dari zonal marking dan man marking, serta mengapa tim memilih satu metode di atas yang lain tergantung situasinya.