Biathlon adalah olahraga musim dingin yang unik karena menggabungkan dua disiplin yang sangat berbeda: ketahanan dan kecepatan dari ski lintas alam, serta presisi dan kendali dalam menembak dengan senapan.
Para atlet berlomba di lintasan bersalju dan berhenti di titik tembak tertentu untuk menembak sasaran. Setiap tembakan meleset akan berujung pada hukuman waktu atau putaran penalti, sehingga akurasi menjadi sama pentingnya dengan kecepatan.
Nama biathlon berasal dari kata Yunani yang berarti “dua lomba,” mencerminkan sifat olahraga ini yang memiliki dua cabang berbeda. Asal-usul biathlon dapat ditelusuri ke hutan-hutan Skandinavia, di mana masyarakat setempat berburu sambil menggunakan ski dan membawa senapan di punggung.
Event sejenis biathlon sudah diadakan di Skandinavia sejak abad ke-18. Kompetisi pertama yang tercatat terjadi pada 1767 antara pasukan penjaga perbatasan Norwegia dan Swedia. Pada 1861, Norwegia mendirikan klub biathlon resmi pertama bernama Trysil Rifle and Ski Club.
Seiring waktu, biathlon berkembang dari pelatihan militer menjadi olahraga kompetisi internasional yang prestisius. Pada 1948, Union Internationale de Pentathlon Moderne et Biathlon (UIPMB) dibentuk untuk menstandarkan aturan biathlon dan pentathlon. Kemudian pada 1993, cabang biathlon dalam UIPMB mendirikan International Biathlon Union (IBU), yang resmi terpisah dari UIPMB pada 1998.
Saat ini, biathlon menjadi olahraga wajib dalam Olimpiade Musim Dingin, menuntut atlet untuk menyeimbangkan ketahanan fisik, kecepatan, dan ketepatan di tengah cuaca ekstrem dan rivalitas sengit.
Sejarah Biathlon di Olimpiade
Perjalanan biathlon di Olimpiade dimulai pada Winter Games perdana di Chamonix, Prancis, pada 1924 sebagai olahraga demonstrasi dengan nama military patrol. Versi awal biathlon ini menampilkan ski lintas alam dan menembak, meniru keterampilan prajurit di medan perang bersalju. Military patrol kembali ditampilkan pada Olimpiade 1928, 1936, dan 1948, namun tetap berstatus tidak resmi.
Tonggak sejarah tercipta pada 1958 ketika kejuaraan dunia biathlon pertama digelar. Dua tahun kemudian, biathlon resmi masuk program Olimpiade di Winter Games 1960 di Squaw Valley, California, dengan satu nomor putra. Sementara itu, kompetisi biathlon untuk wanita baru dimulai secara internasional pada 1981, dengan kejuaraan dunia wanita pertama berlangsung pada 1984. Delapan tahun kemudian, biathlon putri resmi debut pada Olimpiade Musim Dingin 1992 di Albertville, Prancis.
Sejak 1993, biathlon berada di bawah naungan International Biathlon Union (IBU) yang mengatur perkembangan dan kompetisi global olahraga ini. Pada 2014, nomor mixed relay pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Sochi.
Atlet Biathlon yang Layak Disaksikan di Olimpiade Musim Dingin Milano Cortina 2026
Dengan rencana pensiun dua legenda Norwegia, Johannes Thingnes Bø dan Tarjei Bø sebelum Olimpiade 2026, persaingan biathlon putra akan memasuki era baru. Podium Olimpiade diprediksi terbuka lebar. Siapa yang akan merebut mahkota tertinggi?
Salah satunya adalah bintang muda Campbell Wright, atlet berdarah Amerika–Selandia Baru yang mewakili AS. Namanya meroket setelah meraih medali perak sprint putra pada Kejuaraan Dunia 2025, hanya terpaut tipis di belakang Thingnes Bø.
Prancis, negara kuat di cabang ini, memiliki Éric Perrot yang baru berusia 23 tahun. Ia sudah membuktikan kualitasnya dengan kemenangan World Cup mass start di Kontiolahti, medali emas 20 km Kejuaraan Dunia 2025, dan perunggu pursuit. Akurasi tembakannya yang mencapai 91 persen menjadikannya tulang punggung tim relay Prancis.
Selain itu, pengalaman masih memegang peran penting. Émilien Jacquelin (Prancis), juara dunia pursuit dua kali, dan Sebastian Samuelsson (Swedia), peraih 10 medali dunia, tetap menjadi ancaman serius. Martin Uldal dari Norwegia juga patut diwaspadai. Di usia 23 tahun, ia tampil mengesankan musim ini dan bisa menjadi kuda hitam di Olimpiade perdananya.
Di sektor putri, Franziska Preuss (Jerman) muncul sebagai kekuatan baru. Ia merebut gelar juara dunia individu pertama dalam pursuit 10 km pada 2025, melengkapi musim cemerlang dengan akurasi tembakan terbaik sepanjang kariernya. Sementara itu, Elvira Öberg (Swedia), peraih dua perak Olimpiade dan emas relay, bertekad mengubah medali peraknya menjadi emas pada 2026.
Tim putri Prancis juga menjanjikan performa tangguh dengan kehadiran Julia Simon, juara dunia bertahan, serta Lou Jeanmonnot, rekan setimnya yang tampil gemilang musim ini. Jeanmonnot dikenal dengan ketenangan dan ketepatannya yang membawa kemenangan di berbagai nomor, sedangkan Simon tetap berbahaya dalam nomor relay dan duel head-to-head meski menghadapi musim yang menantang.
Nama-nama lain seperti Jeanne Richard (Prancis), Selina Grotian (Jerman), Suvi Minkkinen (Finlandia), dan Justine Braisaz-Bouchet (Prancis) – juara dunia mass start 2024 – juga berpotensi menciptakan kejutan.
Biathlon di Olimpiade
Lebih dari 200 atlet biathlon akan berkompetisi di Antholz/Anterselva dalam 11 nomor yang dipertandingkan, meliputi:
- Sprint Putra (10 km)
- Sprint Putri (7,5 km)
- Individual Putra (20 km)
- Individual Putri (15 km)
- Pursuit Putra (12,5 km)
- Pursuit Putri (10 km)
- Mass Start Putra (15 km)
- Mass Start Putri (12,5 km)
- Relay Putra (4 x 7,5 km)
- Relay Putri (4 x 6 km)
- Mixed Relay (4 x 6 km)