Daftar Olahraga Olimpiade Yunani Kuno: Gulat, Tinju, Hingga Berkuda

Perlombaan dalam Olimpiade Kuno mencakup berbagai disiplin, termasuk lari, lompat jauh, tolak peluru, lembing, tinju, pankration, dan acara berkuda.

JADWAL BOLA: BRI Liga 1, EPL, La Liga, Serie A & Lainnya. Selengkapnya
X

Permainan Olimpiade Kuno dimulai dengan durasi satu hari hingga tahun 684 SM, ketika diperpanjang menjadi tiga hari. Pada abad ke-5 SM, durasinya diperpanjang lagi menjadi lima hari. Berikut Daftar Olahraga Olimpiade Yunani Kuno.

Lari

Orang Yunani sangat menyukai lomba lari kaki, terutama stadion, yang dinamai berdasarkan satuan ukuran kuno dan setara dengan lari cepat 200 meter di lintasan modern, menurut buku Atletik Yunani Kuno oleh Stephen Gaylord Miller.

Dari tahun 776 hingga 726 SM, stadion adalah satu-satunya cabang olahraga di Olimpiade. Kemudian, orang Yunani menambahkan diaulos, yang setara dengan lomba 400 meter saat ini, serta lomba jarak jauh, dolichos, yang berjarak antara 7,5 dan 9 kilometer—mirip dengan lomba 10K yang diikuti oleh banyak pelari rekreasi saat ini.

Selain itu, ada satu cabang olahraga unik yang tidak memiliki padanan modern, yaitu hoplitodromos, di mana peserta berlari sambil mengenakan helm dan pelindung tulang kering perunggu serta membawa perisai, meniru infanteri Yunani.

Lompat Jauh

Atlet lompat jauh menggunakan bobot yang disebut halteres untuk meningkatkan jarak lompat. Mereka memegang bobot ini hingga akhir penerbangan, lalu melemparkannya ke belakang untuk memperpanjang jarak lompat.

Lempar Cakram

Lempar cakram dan lempar lembing, yang ada dalam cabang olahraga modern, sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Namun, saat itu, keduanya bukan merupakan cabang olahraga yang terpisah. Sebaliknya, keduanya merupakan bagian dari pentathlon, sebuah gabungan lima cabang olahraga yang juga mencakup lompat jauh, lari, dan gulat.

Bangsa Yunani menggunakan pemberat dari timah atau batu, yang disebut halteres. Menurut beberapa sumber, pemberat ini digunakan oleh para pelompat untuk mendorong diri mereka lebih jauh selama kompetisi. Namun, Lunt yakin bahwa pemberat tersebut hanya digunakan dalam latihan.

Baca Juga:  Begini Besaran Denda Kartu Kuning dan Merah di Sepak Bola

Gulat

Dalam gulat gaya Yunani kuno, pegulat bertarung dalam posisi berdiri dengan tujuan melempar lawan ke tanah, menurut Miller. Konsep menjepit bahu lawan ke tanah tidak ada pada saat itu. Sebaliknya, pegulat memenangkan pertandingan dengan melempar lawan sebanyak tiga kali.

Fitur unik lainnya dari pertandingan kuno ini adalah tidak adanya kelas berat, menurut Lunt. Pegulat paling menakutkan di zaman kuno adalah Milos dari Kroton, yang menurut legenda mengembangkan kekuatan besarnya dengan mengangkat dan menggendong anak sapi yang baru lahir hingga tumbuh menjadi lembu berukuran penuh.

Tinju

Tidak seperti tinju modern, tinju Yunani kuno tidak memiliki ronde atau batas waktu. Sebagai gantinya, petinju bertarung hingga salah satu petinju tidak dapat melanjutkan atau mengaku kalah.

Sama seperti dalam gulat, tinju Yunani dilakukan dalam satu divisi terbuka, dan para petinju mengenakan tali kulit tipis yang disebut himantes di sekitar buku jari dan pergelangan tangan mereka. Namun, mereka tidak menggunakan sarung tangan berlapis.

Pankration

Pankration adalah bentuk seni bela diri kuno yang menggabungkan gulat dan tinju. Dikenal sebagai salah satu olahraga terberat, pankration dianggap didirikan oleh Theseus setelah mengalahkan Minotaur di labirin.

Berkuda

1. Balapan kereta

Balapan kereta perang adalah salah satu olahraga Yunani kuno yang tertua. Bukti artistik pada tembikar kuno menunjukkan bahwa acara ini berasal dari Periode Mycenean, antara tahun 1600 hingga 1100 SM.

Penyair Homer bahkan menggambarkan balapan kereta perang dalam pemakaman Patroclus di dalam epik Iliad, seperti yang dicatat oleh Giannopoulou. Balapan ini pertama kali dimasukkan dalam Olimpiade pada tahun 680 SM, dengan para pembalap berlomba menggunakan kereta perang yang ditarik oleh empat atau dua kuda.

Baca Juga:  Jadwal Olimpiade Paris 2024, 7 Agustus: Semua Pertandingan Perebutan Medali

2. Berkuda

Kele, atau perlombaan menunggang kuda, ditambahkan ke Olimpiade pada tahun 648 SM, menurut buku Miller. Perlombaan ini memiliki panjang sekitar 1,2 kilometer (sekitar tiga perempat mil). Para joki—yang masih muda dan mungkin budak—menunggang tanpa pelana dan tanpa sanggurdi, meskipun mereka menggunakan tali kekang dan cambuk untuk mengendalikan kuda.

Bagikan:

WhatsApp Icon IDXSport Hadir di WhatsApp Channel Follow

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU