Bobsleigh adalah olahraga musim dingin yang menuntut keberanian tinggi, di mana para atlet meluncur dengan kereta luncur berteknologi canggih menyusuri lintasan es yang sempit dan berkelok dengan kecepatan luar biasa. Sang pilot, atau pengemudi kereta, harus memiliki kendali penuh dan reaksi secepat kilat untuk menaklukkan lintasan dalam balapan melawan waktu.
Olahraga ini diciptakan oleh orang Swiss pada akhir 1860-an. Awalnya, bobsleigh lahir dari inovasi mereka yang menggabungkan dua kereta skeleton dengan las, lalu menambahkan mekanisme kemudi. Demi keselamatan, kerangka pelindung dipasang pada kereta tersebut. Pada 1897, klub bobsleigh pertama di dunia didirikan di St. Moritz, Swiss.
Dalam kompetisi awal, kereta yang digunakan terbuat dari kayu. Namun, seiring perkembangan teknologi, kereta kayu digantikan oleh kereta berbahan baja. Istilah “bobsleigh” sendiri berasal dari gerakan mendorong maju mundur yang dilakukan tim di awal lintasan untuk menghasilkan kecepatan maksimum.
Kini, tim-tim terbaik dunia berlatih sepanjang tahun dan berkompetisi di lintasan es buatan menggunakan kereta bobsleigh berbahan fiberglass dan baja dengan desain aerodinamis mutakhir.
Sejarah Bobsleigh di Olimpiade
Bobsleigh empat orang (4-man) pertama kali masuk program Olimpiade pada Winter Games perdana di Chamonix, Prancis, tahun 1924. Nomor dua orang (2-man) kemudian ditambahkan pada Olimpiade Lake Placid 1932, dengan format yang masih bertahan hingga saat ini.
Pada Olimpiade Salt Lake City 2002, untuk pertama kalinya diadakan lomba bobsleigh dua orang putri. Sementara itu, nomor monobob – yang hanya melibatkan satu atlet per kereta – memulai debutnya di Olimpiade Beijing 2022.
Atlet Bobsleigh
Dalam beberapa tahun terakhir, kompetisi bobsleigh tingkat dunia dan Olimpiade didominasi oleh tim-tim Jerman. Salah satu nama besar adalah Francesco Friedrich, sang juara dunia 16 kali, yang sukses meraih emas di nomor 2-man dan 4-man pada Olimpiade PyeongChang 2018 dan Beijing 2022.
Namun, rekan senegaranya, Johannes Lochner – peraih perak di Olimpiade 2022 – diprediksi menjadi penantang terkuat yang berpeluang menghentikan dominasi Friedrich di Milano Cortina 2026.
Di sektor putri, Laura Nolte menjadi sosok yang patut diwaspadai pada nomor monobob dan 2-woman. Ia telah mengoleksi dua gelar juara dunia monobob (2023 dan 2024) serta emas Olimpiade di Beijing 2022, ditambah tiga gelar World Cup berturut-turut di nomor 2-woman.
Rekannya, Lisa Buckwitz, yang berperan sebagai brakewoman, juga tampil dominan di kedua nomor tersebut. Buckwitz meraih Crystal Globe World Cup monobob musim 2023-2024 serta gelar juara dunia 2-woman pada 2024.
Dengan kombinasi kecepatan, kekuatan dorongan, dan koordinasi yang sempurna, keduanya diprediksi akan menjadi kandidat kuat peraih medali di nomor monobob maupun 2-woman pada Olimpiade Milano Cortina 2026 mendatang.