Dalam dunia sepak bola, nomor punggung pemain bukan hanya identitas semata, tapi juga memiliki makna simbolis. Di antara semua nomor yang pernah dipakai di lapangan, satu angka yang paling mencolok dan penuh makna adalah nomor 10.
Dari Diego Maradona, Pelé, Zinedine Zidane, hingga Lionel Messi, mereka semua memakai nomor 10 dan meninggalkan jejak tak terlupakan. Tapi mengapa nomor ini begitu istimewa? Apa yang menjadikan jersey nomor 10 begitu ikonik dalam dunia sepak bola?
Awalnya, nomor punggung dalam sepak bola diperkenalkan sebagai cara untuk mengidentifikasi posisi pemain. Di era awal abad ke-20, pemain diberi nomor berdasarkan posisi mereka dalam formasi klasik 2-3-5. Dalam sistem ini, nomor 10 biasanya dikenakan oleh inside forward, yakni gelandang serang atau penyerang yang kreatif, peran kunci dalam menciptakan peluang gol.
Seiring waktu dan perubahan formasi, peran pemain bernomor 10 tetap konsisten, dia adalah otak permainan, pengatur tempo, dan sering kali sosok yang menentukan kemenangan tim.
Awal Mula Kejayaan Nomor 10
Tidak ada pembahasan tentang nomor 10 tanpa menyebut dua ikon terbesar dalam sejarah sepak bola, yakni Pelé dan Diego Maradona. Pelé, sang legenda asal Brasil, mengenakan nomor 10 dalam tiga Piala Dunia yang dimenangkannya (1958, 1962, dan 1970). Lalu datang Maradona, yang dengan nomor 10 memimpin Argentina menjuarai Piala Dunia 1986. Siapa yang bisa melupakan Goal of the Century atau Hand of God yang semuanya lahir dari kaki pemain bernomor 10 ini?
Kedua pemain ini membentuk fondasi mitologi nomor 10 sebagai sebuah angka yang kemudian diasosiasikan dengan kejeniusan, karisma, dan kepemimpinan di lapangan. Dalam sepak bola modern, nomor 10 identik dengan playmaker, pemain yang mengatur alur serangan dan menyuplai bola kepada penyerang. Ia harus memiliki visi luar biasa, kontrol bola yang halus, serta kecerdasan dalam membaca permainan.
Pemain seperti Zinedine Zidane, Ronaldinho, Francesco Totti, dan Mesut Özil adalah contoh dari playmaker klasik yang mengenakan nomor 10. Mereka bisa mengubah jalannya pertandingan hanya dengan satu umpan atau satu sentuhan ajaib. Peran ini sangat menentukan, sehingga nomor 10 menjadi simbol dari sesuatu yang lebih dari sekadar peran teknis.
Lionel Messi dan Era Modern Nomor 10
Jika ada satu nama yang mendefinisikan nomor 10 di era modern, maka itu adalah Lionel Messi. Sejak awal kariernya di Barcelona hingga menjadi kapten timnas Argentina, Messi mengenakan nomor 10 dan mengukir sejarah luar biasa.
Dengan dribel yang sulit dipercaya, akurasi umpan, dan insting mencetak gol yang mematikan, Messi mengukuhkan status nomor 10 sebagai simbol kejeniusan dan dominasi teknis. Ia menambahkan dimensi baru pada mitos nomor 10, bukan hanya sebagai playmaker, tapi juga finisher ulung.
Piala Dunia 2022 menjadi bukti bagaimana Messi membawa beban sejarah nomor 10 dan mengangkatnya ke level yang lebih tinggi, memimpin Argentina meraih kejayaan seperti Maradona. Menariknya, tak hanya di Eropa atau Amerika Selatan, keunikan nomor 10 juga muncul di berbagai budaya sepak bola di seluruh dunia. Di Brasil, nomor 10 dianggap nomor suci dan hanya bisa dikenakan oleh pemain terbaik di tim nasional.
Bahkan di level klub, banyak tim menyimpan nomor 10 untuk pemain spesial. Misalnya, Napoli memensiunkan nomor 10 sebagai penghormatan untuk Maradona. Hal serupa dilakukan oleh klub-klub lain yang ingin mengabadikan warisan pemain legendarisnya.
Nomor 10 juga menjadi impian bagi pemain muda di seluruh dunia. Bagi mereka, memakai nomor ini bukan sekadar kehormatan, tapi juga tantangan untuk memenuhi ekspektasi tinggi.
Meski secara tradisional nomor 10 identik dengan gelandang serang atau kreator utama, dalam beberapa dekade terakhir, angka ini juga dikenakan oleh pemain yang tidak selalu berperan sebagai playmaker. Contohnya adalah Wayne Rooney di Manchester United, yang lebih dikenal sebagai penyerang. Atau Harry Kane yang juga mengenakan nomor 10 di timnas Inggris.
Perubahan ini mencerminkan evolusi taktik sepak bola modern, dimana peran bisa fleksibel dan tidak selalu bergantung pada nomor punggung. Namun, meskipun peran di lapangan berubah, beban simbolik nomor 10 tetap sama, yakni ekspektasi untuk tampil sebagai pembeda di saat genting.