4. Formasi 4-4-2
Formasi 4-4-2 pernah menjadi andalan klub-klub Inggris sejak awal berdirinya Premier League pada 1992 hingga munculnya formasi 4-2-3-1 di akhir 2000-an. Formasi ini biasanya menggunakan empat bek solid, empat gelandang yang terdiri atas dua pemain tengah dan dua winger, serta duet penyerang tengah. Meski kini popularitasnya menurun, 4-4-2 tetap memiliki keunggulan tersendiri.
✅ Kekuatan:
- Memberikan lebar serangan dan jumlah pemain yang ideal untuk strategi serangan balik cepat.
- Duet penyerang tengah mampu menghadapi bek lawan dalam situasi satu lawan satu.
- Dua lapisan empat pemain di lini tengah dan pertahanan menciptakan struktur bertahan yang solid dan rapat.
❌ Kelemahan:
- Sulit mendominasi penguasaan bola dan mengontrol jalannya pertandingan.
- Dua gelandang tengah sering kalah jumlah saat menghadapi tim dengan tiga gelandang di tengah.
- Gelandang sayap dituntut untuk rajin turun membantu pertahanan, membutuhkan stamina dan energi tinggi.
⚽ Tim yang Menggunakan:
- Atletico Madrid asuhan Diego Simeone menjadi contoh nyata efektivitas 4-4-2 saat ini, menggunakan struktur kompak untuk menahan tekanan sebelum melakukan serangan balik mematikan.
- Manchester United di era Sir Alex Ferguson juga meraih banyak trofi dengan mengandalkan formasi klasik ini.
5. Formasi 4-3-2-1
Formasi 4-3-2-1 tergolong tidak ortodoks dan kerap dijuluki The Christmas Tree karena bentuknya di papan taktik menyerupai pohon Natal. Pada dasarnya, formasi ini merupakan variasi dari 4-5-1, dirancang untuk menempatkan banyak pemain di area kunci lapangan dan mendorong bola ke depan secara efektif. Struktur 4-3-2-1 terdiri atas empat bek, tiga gelandang tengah, dua gelandang serang, dan satu penyerang tunggal.
✅ Kekuatan:
- Dua gelandang serang biasanya beroperasi layaknya penyerang kedua, mendukung striker utama dan membentuk trio serang yang cair dan dinamis.
- Lima pemain tengah yang relatif terpusat memungkinkan tim mendominasi penguasaan bola dengan sangat baik.
❌ Kelemahan:
- Formasi ini cenderung sempit, sehingga full-back menjadi tumpuan utama untuk memberikan lebar serangan.
- Karena minimnya pemain di posisi menyerang depan, formasi ini kurang efektif untuk melakukan serangan balik cepat.
⚽ Tim yang Menggunakan:
- Carlo Ancelotti adalah pelatih legendaris yang menggemari formasi ini. Bersama AC Milan dan Real Madrid, ia berhasil menjuarai Liga Champions menggunakan 4-3-2-1.
- Terry Venables pernah menerapkannya bersama Tottenham Hotspur di akhir 1980-an hingga awal 1990-an.
6. Formasi 4-5-1
Formasi 4-5-1 terdiri atas empat bek, lima gelandang, dan satu penyerang tunggal. Berbeda dengan variasi 4-5-1 lainnya, formasi ini lebih menekankan lebar permainan. Lima gelandang ditempatkan untuk menguasai seluruh area tengah lapangan dan mendukung striker seoptimal mungkin.
✅ Kekuatan:
- Lima gelandang mampu menguasai seluruh lebar lapangan, memungkinkan tim mengalirkan bola dengan mudah dari satu sisi ke sisi lain.
- Selain mendukung permainan penguasaan bola, formasi ini juga efektif untuk menciptakan peluang lewat crossing dari sisi sayap.
❌ Kelemahan:
- Penyerang tunggal memikul beban besar, tidak hanya sebagai pencetak gol utama tetapi juga harus menekan lini belakang lawan sendirian.
- Jika gelandang sayap terlalu sering maju membantu striker untuk menghindari isolasi, mereka bisa meninggalkan celah berbahaya di area belakang.
⚽ Tim yang Menggunakan:
- Chelsea di era Jose Mourinho pada pertengahan 2000-an sukses besar dengan formasi ini.
- Bayern Munchen juga kerap menggunakan 4-5-1 selama masa kejayaan Arjen Robben dan Franck Ribery, memaksimalkan kekuatan serangan sayap mereka untuk mendominasi Bundesliga dan Eropa.