Super League, yang untuk pertama kalinya bergulir dengan nama baru setelah menggantikan Liga 1, akan resmi dimulai awal Agustus nanti. Klub-klub peserta tak ingin sekadar ikut meramaikan kompetisi. Mereka bersolek, membangun skuad terbaik, mendatangkan pelatih anyar, hingga memperpanjang kontrak pemain bintangnya.
Namun, di balik hingar-bingar transfer pemain, ada satu aspek lain yang tak pernah kehilangan daya tarik: stadion. Rumah kebanggaan di mana setiap klub menanamkan identitas dan sejarah. Stadion-stadion itu tersebar dari Sumatera hingga Maluku, dari yang mampu menampung 80 ribuan penonton hingga stadion mungil berkapasitas 8.000 kursi. Di sanalah asa dan mimpi para suporter dilebur bersama teriakan dukungan yang tak pernah padam.
1. Jakarta International Stadium: Megahnya Rumah Persija

Terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jakarta International Stadium (JIS) berdiri kokoh sebagai stadion terbesar di Indonesia. Dibuka pada 2022, JIS menampung hingga 82.000 penonton dengan atap buka-tutup canggih dan rumput hybrid. Stadion ini sempat digunakan di Piala Dunia U-17 2023.
Musim lalu, Persija beberapa kali kesulitan berkandang di JIS karena jadwal bentrok dengan event lain. Namun, jelang Super League 2025/2026, Gubernur Jakarta Pramono Anung telah memastikan Macan Kemayoran dapat menggunakan JIS sebagai rumah besarnya.
2. GBLA, Kebanggaan Bandung untuk Maung

Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) diresmikan pada 2013 dan menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Dengan kapasitas 38.000 penonton, stadion ini kini dikelola Persib selama 30 tahun ke depan melalui PT Persib Bandung Bermartabat.
Musim lalu, Maung Bandung menjuarai Liga 1 dengan mengangkat trofi di Stadion Si Jalak Harupat. Kini, GBLA kembali menjadi kandang permanen Persib dengan harapan menorehkan sejarah baru di bawah ribuan bobotoh.
3. Gelora Bung Tomo: Benteng Hijau di Barat Surabaya

Di kawasan Benowo, Surabaya Barat, berdiri megah Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), rumah kebanggaan Persebaya Surabaya. Sejak dibangun pada 2008 hingga rampung pada 2010, GBT menjadi salah satu stadion terbesar di Indonesia, dengan kapasitas hampir 47.000 penonton.
Menjelang Piala Dunia U-20 – yang akhirnya batal digelar di Indonesia – stadion ini menjalani renovasi besar-besaran. Rumput lapangan diganti dengan kualitas terbaik, tribun dipercantik, dan pencahayaan ditingkatkan demi memenuhi standar FIFA. Meski Piala Dunia U-20 urung terlaksana, GBT tetap menunjukkan kelasnya ketika dipercaya menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17 pada 2023.
Di stadion inilah Bonek, suporter setia Persebaya, melantangkan nyanyian penuh gairah. GBT bukan sekadar tempat bertanding, melainkan simbol harga diri dan kebanggaan Kota Pahlawan.
4. Kanjuruhan: Luka, Renovasi, dan Kebangkitan Arema

Stadion Kanjuruhan, yang terletak di Kabupaten Malang, menyimpan kenangan pahit di bulan Oktober 2022. Tragedi kelam menorehkan duka mendalam bagi sepak bola Indonesia. Namun dari luka itu, Kanjuruhan bangkit dengan wajah baru.
Renovasi besar-besaran dilakukan untuk memastikan stadion ini aman dan nyaman. Kapasitasnya kini dikurangi menjadi sekitar 21.600 tempat duduk, seluruhnya menggunakan kursi individual dengan tribun berdiri yang dihilangkan. Meski jumlah penonton berkurang, kualitas dan standar keamanannya meningkat drastis.
Musim 2025/2026 menjadi momentum Arema FC kembali ke rumah lamanya. Singo Edan pulang dengan semangat baru, membawa harapan bahwa tragedi tak lagi terulang, dan Kanjuruhan kembali menjadi benteng kebanggaan Aremania.